Mencoba menantang diri menulis (lagi)
Aku sedang mencoba menulis apapun yang menurutku menarik atau bisa bermanfaat buat orang lain.
Kurang lebih setahun lalu, aku mencoba menulis blog. 1 Desember 2024 Aku mulai memposting postingan pertamaku. Lalu… Itu menjadi postingan satu-satunya disana 😂
Yaaa gitu lah ya… Semangatnya cuma di awal. Lagipula aku juga banyak kepikiran, emang siapa sih yang membaca blog? Lalu, menulis tanpa tujuan yang jelas rasanya sangat melelahkan. Buat apaaaaaaa!!????
Sampai saatnya sekarang, aku sedang jenuh menulis Tesis. Lalu menatap langit sambil membayangkan ‘mau dibawa kemana hidup ini?’ terbesitlah ide, ‘Gimana kalau blog ini dilanjutin lagi aja'. Well, terjadilah perdebatan di kepalaku, seperti ‘Emang buat apa?’, ‘Emang ada yang membaca blog?’. Aku pun sadar, engga ada salahnya melatih diri untuk menulis sembari berbagi apapun yang menurutku menarik & bermanfaat. Disinilah aku sekarang, menulis blog (lagi), dan kabur dari Tesis (maaf ya bu dosen kalau sedang membaca ini).
Sebenarnya, hal lain yang bikin aku tertarik buat menulis lagi adalah gara-gara membaca berbagai macam buku di awal tahun ini. Ada banyak sekali ide-ide baru yang jadinya muncul di kepalaku, dan sayang banget kalau engga dibagikan. Terus kemarin aku membuat komunitas buat temen-temen yang suka membaca buku. (boleh dong difollow: komunitasjnana di Instagram). Aku ketemu berbagai macam orang dan diberikan rekomendasi bacaan-bacaan yang menarik dengan format-format yang berbeda. Salah satunya adalah blog.
Membaca blog ini bikin aku inget lagi kalau aku pernah pengen menulis blog. Lalu saat ini aku sedang membaca buku Range punya David Epstein (kapan-kapan aku share kali ya, apa yang aku dapet dari sini). Seperti biasa, kalau bukunya bagus, aku suka stalking media sosial penulisnya. Aku buka lah akun Twitter/X-nya. Disana tercantum juga Newsletter nya dia terkait sama bukunya. Nahhh… Menariknya adalah, blog yang yang direkomendasikan temanku dan artikel di Newsletter nya David Epstein sama-sama di publish di Substack.
Kleng. Benda apa lagi ini?
Ternyata bener-bener menarik dan membuatku terangsang untuk membagikan sesuatu lagi lewat tulisan. Yaudah. Kenapa aku tidak coba untuk menulis lagi? Karena aku tau, manfaat menulis itu sangat banyak.
Manfaat Menulis
So far, ini adalah beberapa manfaat menulis yang sudah aku rasakan. Ada sangat banyak sebenernya, cuman ini yang paling penting menurutku.
Alat untuk merapikan pikiran
Ide itu sifatnya abstrak dan biasanya muncul sangat berantakan di kepalaku. Menulis menjadi cara untuk menuangkan kata-kata tidak beraturan yang ada di kepala. Lalu aku bisa rapikan dengan struktur yang baik sehingga idenya bisa aku pahami lebih jelas, dan lebih enak kalau mau dibagikan ke orang lain.
Karena terbiasa melakukan ini, nge-chat temen pun jadi gampang kan. Mudah di mengerti (SEMOGA)
Alat bantu membagi diri
Waktu adalah salah satu resource yang terbatas kita punya. Kita tidak bisa mengulang waktu, kita tidak bisa berada di dua tempat yang berbeda di waktu yang sama.
Sebenarnya yang ingin aku bilang disini adalah Media. Apapun bentuknya, mau video kek, audio kek, bebas.
Dengan merekam apa yang ada di pikiranku melalui tulisan, aku bisa membagikan tulisan ini di Internet, lalu bisa di akses untuk siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Aku kan ga bisa ngobrol sama banyak orang, kapan saja, dan dimana saja. Jadi tulisan seperti ini mampu membantuku melewati batasan tempat dan waktu ini. Jadinya kan, kamu bisa berkomunikasi denganku kapan saja.
Aku punya pengalaman menarik ketika sedang kuliah S1, saat itu, temen-temenku sedang menyiapkan kelulusan, dalam persiapan kelulusan ini ada sebuah prosedur yang mesti dilakukan. Sayangnya, informasi yang ada saat itu sangat terbagi-bagi. Sehingga, orang yang sudah tau informasinya sangat sulit menyebarkan informasi ini. Jadi, kita saling ajarin lah. Saat itu aku berpikir, kayaknya ga bisa deh terus-terusan aku memberikan prosedur dan tutorial ke teman-temanku. Karena waktunya terbatas dan mengulang-ulang penjelasan bikin capek.
Jadinya, aku tulis deh di Notion (semacam platform catatan yang bisa di share). Aku bagikan ke teman-teman. Banyak teman yang terbantu. Bahkan orang-orang yang tidak aku kenal juga terbantu (karena temenku juga males ngejelasin, tinggal share catatanku). Catatan ini bahkan terus berlanjut ke adik tingkat. Jauh sekali.
Kejadian ini sangat membekas, sehingga aku merasa, sangat powerful kalau ide itu bisa di rekam. Nice.
Yak. Kurang lebih begitu. Aku akan mencoba menulis seperti ini secara rutin (semoga aja), sebagai caraku untuk belajar menulis. Akan aku coba biasakan (semoga lagi).
Dengan berlangganan blog ini, kamu menjadi saksi apakah aku akan menulis dengan rutin atau tidak. Ahahahahahah. Let’s see.